Laman

Sabtu, 12 Juni 2010

Akhir sebuah cerita..

Peristiwa itu bermula ketika dia mengirimkan sebuah pesan singkat yang isinya membuat terperangah tak percaya. Begini kira-kira isinya, "dek, kamu cerita ke siapa kalau kita pernah mencari makan berdua? Sya kecewa!". Aku pun kaget bukan kepalang. Aku pun membalasnya, " Aku tidak bercerita ke siapun kak. Aku sudah berjanji pada dikau bagaimana mungkin aku melanggar janji itu?" dan dia pun tidak membalasnya.

Aku menangis setelah membaca pesan tersebut yang pada akhirnya tidak dibalas olehnya. Aku berfikir dan bertanya dalam hati, ya Allah.. Kenapa dia tidak percaya dengan ku? Mengapa dia mengira aku bercerita pada orang?

Sejak kejadian itu aku tak pernah bertemu dengannya sampai suatu hari aku bertemu dengan dia di dunia maya. Ketika dia chat, aku langsung menanyakan semua yang ada di benakku, begini kira-kira percakapan kami:
"aslmkm", sapaku padanya
"walaikumslm..", jawabnya
"afwan kak,boleh adek bertanya?"
"silahkan"
"boleh tau kakak kata siapa saya bercerita ke orang lain mengenai hal itu? Jujur kak adek tidak pernah bercerita kepada siapapun.."
"Bunda", dia menjawab
Aku kaget membaca pesan tersebut. Ketika itu kebetulan Bunda juga sedang chat jadi aku langsung bertanya kepadanya.
"Bunda,aku mau tanya. Jawab dengan jujur!"
"Duh-duh..ada apa ini?", jawab Bunda.
"Jawab dengan jujur, apakah aku pernah bercerita sesuatu kepada bunda mengenai kakak?"
"Kamu pernah bertanya soal status..cuma itu aja sih.."
"Yang lain??"
"Gak!"
"Bener bunda?"
"Iya.. kenapa sih nak??", panggilan bunda ke aku.
"apa aku pernah bercerita kalo dia pernah mencari makan bareng kakak?"
"Oh. Bunda tau kemana arah pembicaraan ini. Kamu memang tidak pernah bercerita tentang hal itu, tapi kakak pernah dan bund marahin dia.",jelas bunda.
"hah...ternyata dia.."
"Nak... kamu tau akan sesuatu?"tanya bunda..
"Apa bunda?"
"Dia akan menikah tahun ini..."
"Iya aku tau akan hal itu.. Kenapa emang bund?"
"Kalo kamu tau kenapa kamu masih berharap akan dia?"
"Karena ketika aku tanya dia bilang tidak."
"Iya anakku.. Dia akan menikah.."
"Kenapa dia tidak bilang jujur padaku akan hal itu?"
"Karena dia tidak ingin kamu menangis.. Bund pernah menyuruh dia untuk menikah denganmu nak.."
"o ya?"
"kita selesaikan masalah ini..."
"okeh."

Setelah pembicaraan di chat tersebut aku tak bertemu dengan kakak lagi sampai pada hari kami bertiga bertemu di sebuah rumah makan. Aku, Bunda, dan Kakak. Kakak sudah menunggu disana, Bunda pun berada di luar Restoran menungguku. Kami berdua masuk menemui kakak.
"Ya. Silahkan dimulai aja, siapa yang inging mulai membuka?", Bunda membuka pembicaraan.
"Ya sudah.. Aku tak tau apa-apa..", kataku.
"Oke begini...", dan kakak pun menjelaskan panjang lebar dari A-Z.
Inti dari pertemuan tersebut adalah meluruskan semua harapan aku yang salah dan ketidakjujuran Kakak.

Semua selesai disini. Aku harus melupakan kakak dan demikian pula kakak harus melupakan aku. Dia akan menikah dengan orang lain, seorang wanita yang lebih cantik, baik, soleh, dan lebih baik dari aku. Terima kasih kak atas semuanya. Terima kasih karena kau telah mengajarkan banyak hal.

Aku tetap menyayangimu kak... dalam hatiku.. karena Allah..
Tetap jadikan aku adikmu.. Hanya itu pintaku...